下載 APKPure App
可在安卓獲取Terjemah Matan al-Ajrumiyya的歷史版本
Matan al-Ajrumiyya翻譯|托希爾·穆斯塔法(Tohir Mustofa)
Bagi yang sudah lama berkecimpung dalam dunia pesantren, kitab al-Ajrūmiyya bukanlah kitab yang paling sulit dipelajari. Namun tidak demikian halnya dengan mereka yang tidak memiliki latar belakang pesantren. Istilah-istilah seperti mubtadaʾ, nāʾibul fāʾil, rafaʾ, dan seterusnya, bukanlah istilah-istilah yang gampang ditemukan ekuivalennya dalam bahasa Indonesia. Selama ini, terjemahan al-Ajrūmiyya yang beredar luas di Indonesia masih menggunakan cara pandang pesantren. Dengan kata lain, istilah-istilah gramatikal berbahasa Arab yang melimpah dalam buku ini dibiarkan begitu saja tanpa ada upaya untuk mencari ekuivalennya dalam teori bahasa Indonesia. Akibatnya, tidak mengherankan apabila banyak ditemui kalimat-kalimat yang berbelit dan sulit dipahami. Misalnya, frasa “lafaz yang berfaedah”, atau kalimat “Kāna me-rafaʾ-kan isim dan me-naṣab-kan ḫabar” dan contoh-contoh lain yang terlalu panjang untuk disebutkan satu persatu dalam pendahuluan singkat ini.
Setidaknya ada dua alasan mengapa penerjemahan kitab al-Ajrūmiyya dan kitab-kitab gramatika Arab lain terasa begitu kaku dan kurang bisa dikonsumsi publik. Pertama, belum adanya kesepakatan di antara para ahli bahasa Arab di Indonesia tentang persamaan istilah-istilah linguistik Arab dalam bahasa Indonesia. Satu-satunya upaya untuk meng-Indonesia-kan istilah-istilah arab tersebut yang penulis temukan hingga saat ini adalah Kamus Istilah Linguistik: Indonesia, Inggris, Arab yang ditulis oleh Syamsul Hadi. Sayangnya, terlepas dari kontribusi besarnya, metode penyusunan kamus ini bertolak pada istilah-istilah linguistik Indonesia dan Inggris lalu mencari ekuivalennya dalam bahasa Arab, bukan sebaliknya. Faktor kedua, masuknya kosakata Arab dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Hal ini bisa menjadi pisau bermata dua dalam proses penerjemahan. Di satu sisi, penyerapan kosa kata dari bahasa Arab memudahkan pemahaman atas teks. Namun di sisi lain, kosakata serapan tersebut juga bisa membuat rancu hasil terjemahan. Kata kalimah misalnya, terjemahan yang benar bukanlah “kalimat” melainkan “kata”. Begitu pula dengan kata mufīd, ia tidak bisa dengan sederhana diterjemahkan “berfaedah” karena konsep faedah dalam bahasa Indonesia berbeda dengan fāʾidah dalam konteks ini.
Didorong oleh keinginan untuk lebih membumikan kitab populer ini di kalangan mahasiswa dan umum, saya akhirnya memberanikan diri untuk menerjemahkan kitab al-Ajrūmiyyah dengan menggunakan pendekatan yang berbeda. Dalam proses penerjemahan ini saya berusaha semaksimal mungkin untuk mencari persamaan istilah dan konsep linguistik Arab yang ada di dalam kitab tersebut dalam bahasa Indonesia. Upaya tersebut bukan tanpa resiko. Penulis memahami betul bahwa sebagian istilah tidak bisa ditemukan secara sempurna persamaannya dalam bahasa Indonesia karena istilah-istilah tersebut mengandung pengertian dan konsep yang sama sekali berbeda dengan yang ada dalam bahasa tujuan. Misalnya, kata mubtadaʾ yang secara agak reduksionis saya terjemahkan dengan “subjek”. Padahal pengertian mubtadaʾ tidak sama persis dengan subjek, melainkan “subjek dalam kalimat nominal”.
Penerjemahan ini bukan dalam rangka menyusun sebuah kamus lengkap istilah gramatikal arab dalam bahasa Indonesia. Proyek ini juga bukan upaya yang benar-benar baru, melainkan upaya untuk memutakhirkan apa yang telah sebelumnya dikerjakan para ahli. Oleh karena itu, dalam prosesnya, saya banyak merujuk buku-buku berikut:
- El-Dahdah, Antoine, A Dictionary of Terms of Declension and Structure in Universal Arabic Grammar, 1988, Beirut, Librairie du Liban
- Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, 1982, Jakarta, PT Gramedia
- Hadi, Syamsul, Kamus Istilah Linguistik: Indonesia, Inggris, Arab, 2019, Yogyakarta, UGM Press
- Ryding, Karin C., A Reference Grammar of Modern Standard Arabic, 2005, Cambridge, Cambridge University Press.
下載 APKPure App
可在安卓獲取Terjemah Matan al-Ajrumiyya的歷史版本
下載 APKPure App
可在安卓獲取Terjemah Matan al-Ajrumiyya的歷史版本